Jumat, 08 Mei 2009,02.34
Akibat Berbakti Kepada Orang Tua
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebagaimana kita maklumi bahwa setiap manusia mengharapkan dan mengidamkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat, memperoleh kemudahan dan keluasan pintu rizki, dan keberkahan di dalamnya. Untuk itu, kita harus mengenal rambu-rambu yang dapat mengantarkan kita padanya. Juga akibat-akibat durhaka pada mereka, agar kita terhindar dari hambatan dan penghalang untuk meraih harapan dan cita-cita.
Karena profesionalisme sangat tidak cukup untuk mengantarkan kita pada cita-cita. Bahkan limpahan rizki dan materi pasti juga tidak cukup untuk mengantarkan manusia pada kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati di dunia dan akhirat. Bahkan justru sebaliknya, materi yang melempah sering menghantam kehidupan manusia. Sehingga ia terjatuh ke dalam kesengsaan batin, dan penderitaan yang abadi di akhirat. Untuk itu, kita sangatlah butuh pada bantuan dari Allah dan Rasul-Nya serta Ahlul baitnya untuk mengenal secara baik rambu-rambu tersebut.
Allah swt menegaskan dalam firman-Nya:
“Rendahkan dirimu terhadap mereka dengan penuh kasih saying, dan ucapkan: “Duhai Tuhanku, sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil.” (Al-Isra’: 24).
Rasulullah saw bersabda:

“Berbaktilah kamu pada orang tuamu, niscaya anak-anakmu akan berbakti padamu. Jagalah kesucian isteri orang lain, niscaya kesucian isterimu akan terjaga.” (Al-Wasail 20: 356)
Berbakti tidak cukup hanya saat mereka hidup
Rasulullah saw pernah ditanyai: “Siapakah yang paling besar haknya terhadap seseorang?” Beliau menjawab: “Kedua orang tuanya.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya ada orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya ketika mereka hidup, jika ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka setelah meninggal, maka ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada keduanya. Dan sungguh ada orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya ketika mereka hidup, tapi sesudah mereka meninggal ia memperbanyak istighfar untuk keduanya, maka ia dicatat sebagai anak yang berbakti.” (Mustadrak Al-Wasâil 2: 112)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Sungguh ada seorang hamba yang berbakti kepada kedua orang tuanya ketika mereka hidup; tetapi setelah mereka meninggal, ia tidak menunaikan hutangnya, tidak memohonkan ampunan untuk mereka, maka Allah mencatat ia sebagai anak yang durhaka. Sungguh ada seorang hamba yang durhaka kepada kedua orang tuanya; tetapi setelah mereka meninggal ia menunaikan hutangnya dan memohonkan ampunan untuk mereka, maka Allah mencatat ia sebagai anak yang berbakti kepada mereka.”
Tingkat kewajiban berbakti pada orang tua
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang paling besar.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 178)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Ada tiga hal yang wajib dilaksanakan: Menunaikan amanat kepada orang yang baik atau yang zalim, memenuhi janji kepada orang yang baik atau yang zalim, dan berbakti kepada kedua orang tua yang baik atau yang zalim.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 179)
Akibat-Akibat berbakti kepada Orang Tua
Sebagaimana durhaka pada mereka berdampak ke dalam kehidupan, juga berbakti kepada mereka memiliki dampak dan akibat positif ke dalam kehidupan kita. Akibat-akibat itu antara lain:
Diridhai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meri¬dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).
Disayangi oleh Allah swt
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
Ya Allah
Indahkan kepada mereka ucapanku
Haluskan kepada mereka tabiatku
Lembutkan kepada mereka hatiku
Jadikan aku orang yang sangat mencintai mereka
Ya Allah
Jangan biarkan daku lupa untuk menyebut nama mereka sesudah shalatku
pada saat-saat malamku, pada saat-saat siangku
Ya Allah
Jika ampunan-Mu lebih dahulu datang kepada mereka,
izinkan mereka untuk memberi pertolongan kepadaku
Jika ampunan-Mu lebih dahulu sampai kepadaku,
izinkan aku untuk memberi pertolongan kepada mereka
Sehingga dengan kasih sayang-Mu kami berkumpul di rumah-Mu yang mulia
di tempat ampunan dan kasih-Mu
Sungguh Engkau Pemilik karunia yang besar dan anugerah yang abadi
Engkaulah Yang maha Pengasih dari semua yang mengasihi
Kebahagiaan dan Sakinah dalam rumah tangga
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang percaya kepadaku tentang berbakti kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahmi, maka aku akan menjaminnya dalam hal penambahan harta, penambahan umur, dan sakinah dalam rumah tangganya.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 176)
Diridhai oleh Allah swt
Imam Ja’far Ash-Shaqiq (sa) berkata: “Takutlah kamu kepada Allah, dan janganlah durhaka kepada kedua orang tuamu, karena ridha mereka adalah ridha Allah dan murka mereka adalah murka Allah.” (Al-Kafi 2: 349)
Menambah umur dan Rizki
Imam Ja’far (sa) berkata: “Jika kamu ingin ditambah umurmu oleh Allah, maka bahagiakan kedua orang tuamu. Berbakti kepada mereka dapat menambah rizki.” (Al-Wasâil 18: 371).
Kemudahan saat sakaratul maut
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin memperoleh kemudahan saat sakaratul maut, maka hendaknya ia menjalin silarurrahim dengan karabatnya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.” (Bihârul Anwâr 74: 66)
Kemudahan perhitungan amal pada hari kiamat
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Berbakti kepada orang tua dan menjalin silaturrahmi akan dimudahkan hisab amalnya…” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 177)





Label: , ,


Read more!  
posted by yadie
Permalink ¤ 0 comments
,02.27
Kaum Yang disegerakan Nikmatnya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”.
(QS Al-ahqaaf:20)

Suatu ketika Umar bin Khathab berkunjung ke rumah Rasulullah saw. Saat itu sedang bertelekan di atas tikar anyaman. Ketika bangun, Umar melihat tikar anyaman itu telah membekas di pinggangnya. Maka menangislah Umar. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, engkau seperti ini keadaanmu sementara Kaisar dan Kisra berbaring di atas ranjang empuk. ”

Beliau menjawab, “Apakah ada sesuatu yang meragukanmu pada diriku hai Umar? -Ketahuilah- Mereka adalah kaum yang disegerakan kenikmatan mereka dalam kehidupan dunia.”

Pernah suatu ketika Umar bin Khathab disuguhi makanan yang lezat dan mengundang selera makan. Namun ia malah menangis. Para sahabat heran dibuatnya, maka mereka bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuatmu menangis?”

Umar menjawab, “Saya khawatir jangan-jangan kita ini masuk ke dalam golongan orang yang difirmankan Allah:

“Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya”.

Jadi apa sekarang batas yang membedakan antara orang mukmin di Indonesia yang termiskin dan orang Amerika terkaya di Florida? Perbedaannya hanyalah yang satu bisa makan daging dengan keratan besar dan yang lain bisa makan dengan keratan daging kecil. Yang ini bisa tidur dengan tenang dan nyenyak setelah makan nasi berlauk garam sedang yang lain senantiasa gelisah, tertekan dan goncang jiwanya. Setiap waktu membawa kotak berisi pil dan obat-obatan. 6 jam saja terlambat minum obat, maka dia akan merintih dan mengaduh…Jika kita menyelami segi kejiwaan mereka, maka akan nampak perbedaan yang mencolok antara keduanya. Yang satu hidupnya tenang tentram, sedangkan yang satunya selalu gelisah dan tertekan.

Jika orang-orang kafir yang diberi Allah harta setumpuk dan mereka habiskan hanya untuk enjoy dan bersenang-senang akan dihadapkan pada interograsi “,,,,,Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya…”, kemudian diikuti oleh sebuah keputusan Al-Hakim: :maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”, maka mereka harusnya bersyukur. Sebab sudah meresakan enaknya dunia.

Yang lebih mengenaskan, menyedihkan dan memilukan… Orang Islam termiskin, tidak shalat, tidak shoum ramadhan, tak pernah baca Qur’an, tinggal disamping masjid. Untuk mencari makan sehari saja susah.

Wallahu’alam bishshawab, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Sumber

Label:


Read more!  
posted by yadie
Permalink ¤ 0 comments
,02.22
Al-Qur'an Sebagai Pembela di Hari Kiamar
Abu Umamah r.a. berkata : “Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur’an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur’an.”
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur’an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya.”
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, ” Kenalkah kamu kepadaku?” Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : “Siapakah kamu?”

Maka berkata Al-Qur’an : “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.”
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur’an itu : “Adakah kamu Al-Qur’an?” Lalu Al-Qur’an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : “Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?”

Lalu dijawab : “Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur’an.”


Blogger Muslim


Label: ,


Read more!  
posted by yadie
Permalink ¤ 0 comments